Jumat, 26 Februari 2016

SCOPUS: Apa itu dan isinya

Sering denger Index "SCOPUS" pada jurnal? tapi belum paham sebenarnya itu apa???
Check This One!
SCOPUS: Apa itu dan isinya

Kamis, 25 Februari 2016

Mengetahui Struktur Bakteri Dengan Cara Yang Menyenangkan




Buat kalian yang pengen belajar lebih banyak tentang biologi dengan metode yang "fun" tapi tetep dalam konteks belajar, aku rekomendasiin "Biology Medicine Videos" yang di upload di Youtube oleh account Armando Hasudungan, kalo kalian tertarik bisa kalian subscribe.


Selain itu juga video yang diupload bisa jadi salah satu ide yang mungkin bisa kalian pakai untuk bikin catatan pribadi kalian dalam ngebantu memahami biologi dengan lebih mudah.
cukup bermodalkan sketch book, drawing pen, and colour pencils. Atau bisa kalian modifikasi dengan beberapa ide lain sesuai keinginan kalian.

Aku udah coba bikin sendiri di sketch book beberapa materi yang aku adopsi dari videonya armando, karena beberapa materinya berkaitan sama topik thesis aku, dan itu bener2 jadi lebih gampang dipelajarin. hehe..
Oke, semoga informasinya bermanfaat.
THX ^_^

Sabtu, 20 Februari 2016

Materi Kuliah Bioteknologi : Reaksi PCR















Analisis CONTIG Sekuen Hasil Sequencing

Hasil sequencing dalam bentuk file ekstensi .ab1 
Jika anda melakukan sequencing, maka hasil sequencing yang akan anda jumpai yaitu dalam bentuk file berekstensi .ab1 berupa kromatogram dengan peak yang berwarna-warni untuk membedakan jenis nukleotida yang diwakilinya. Nukleotida A (Adenin) berwarna hijau, nukleotida G (Guanin) berwarna hitam, nukleotida C (Sitosin) berwarna biru dan nukleotida T (Timin) berwarna merah dan dapat dibuka dengan menggunakan program offline Bioedit seperti pada gambar  dibawah ini.


Fig. 1. contoh hasil sequencing yang baik

Fig. 2. contoh hasil sequencing yang kurang baik

Peak yang tinggi menunjukkan nilai kepercayaan yang tinggi pula. Jadi semakin tinggi peak trace maka makin dapat dipercaya jenis nukleotida yang ditunjukkannya (Fig. 1). Peak yang lemah, rendah dan saling bertumpuk menandakan kurang baiknya hasil analisis sekuensing DNA (Fig. 2). Hal yang menyebabkannya antara lain : masalah pada DNA template (tidak ada atau jumlahnya yang tidak mencukupi) dan masalah pada primer (jumlahnya tidak mencukupi dan primer tidak berinteraksi dengan template secara efisien)

Pemerikasaan hasil sequencing sebaiknya dilakukan dengan melihat seluruh grafik hingga selesai dan selanjutnya hasil sequencing disimoan dalam bentuk FASTA.

Analisis contig digunakan untuk membuang daerah yang bukan merupakan hasil konsensus dari kedua sekuen anda. Sehingga analsisi contig dapat digunakan sebagai alternatif dalam memerbaiki hasil sequencing yang kurang baik.

CONTIG

Contig (berasal dari kata contiguous) dapat didefinisikan sebagai rekonstruksi dari serangkaian bagian DNA yang saling tumpang tindih. Program komputer dapat digunakan untuk merakit kembali serangkaian bagian DNA tersebut ke dalam satu bentuk tunggal tanpa celah. Keterbatasan kemampuan mesin sequencing menyebabkan tidak semua bagian
DNA dapat diketahui urutan basanya (maksimal 1000 bp). Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan sequencing dua arah dengan menggunakan primer dari vektor maupun primer spesifik. Sequencing dua arah dapat meminimalisasi kemungkinan kesalahan dalam proses sekuensing. Kedua hasil sequencing tersebut selanjutnya dapat digabungkan untuk mendapatkan sebuah gen utuh.

Prosedur untuk melakukan analsis contig dengan program offline bioedit sebagai berikut:
# Buka “New Alignment"
Klik File -> Import -> Sequence alignment file

^import 2 file sekuen yang akan di contig
Pilih kedua file yang akan dianalisis contig (tekan dan tahan tombol Ctrl). Selanjutnya Anda akan mendapatkan hasil seperti gambar di bawah ini:


Pilih salah satu sekuen dengan mengklik nama sekuen tersebut, seperti gambar dibawah ini:


# "Reverse Complement" sekuen anda
 Klik Sequence -> Nucleic Acid -> Reverse Complement
# Next “Pairwise Alignment” sekuen anda
Klik Sequence -> Pairwise alignment -> Align two sequence (allow ends to slide)
Setelah dilakukan pairwaise alignment maka anda akan mendapatkan hasil seperti dibawah ini:
hasil pairwaise alignment yaitu daerah saling tumpang tindih dari kedua sekuen yang menunjukan apakah kedua sekuen tersebut dapat di contig atau tidak.

Klik kedua nama pada sekuan tersebut sebelum langkah pairwaise alignment dilakukan.


# "Consensus Sequence" kedua sekuan dengan contig
Klik Alignment -> Create consensus sequence 
hasil konsensus kedua sekuen dari hasil sekuensing dua arah yang berbeda dapat dilihat pada gambar dibawah ini:


 # Simpan hasil konsensus dalam bentuk FASTA
Klik Edit -> Copy Sequences to Clipboard (fasta format)
Paste sekuen konsensus dengan menambahkan tanda “lebih besar dari” ( > ) dan diikuti nama sekuen dan sekuen DNA pada baris kedua seperti dalam gambar di bawah ini:
^Simpan file dengan extensi txt.

 #File FASTA  digunakan untuk analisis selanjutnya.